Minggu, 18 November 2012

Menjelang Maghrib, Kecelakaan Maut di Cileungsi

REP | 01 August 2012 | 22:04 Dibaca: 2281   Komentar: 12   2 aktual Sebuah kejadian nahas telah menimpa seorang pengendara sepeda motor. Saya melihat peristiwa kecelakaan yang menewaskan seorang pengendara sepeda motor tersebut ketika sedang melintasi lokasi kejadian, pada kurang lebih pukul 17.30. Lokasi kejadian terletak di pertigaan, depan pintu masuk sebuah perumahan menengah, dua kilometer dari perempatan Cileungsi. Seingat saya kejadian yang sama juga terjadi hampir sebulan yang lalu, yang kebetulan juga sama-sama melibatkan sebuah truk container. Bedanya saat kejadian sebelumnya truk container berukuran panjang 40 feet, sedangkan kejadian petang tadi truk membawa container berukuran 20 feet.
Sebelum melintas di lokasi kecelakaan maut itu, saya sempat berhenti untuk membeli surat kabar di perempatan Cileungsi. Waktu yang saya habiskan untuk membeli surat kabar kira-kira 10 menit, karena saya harus menunggu si penjual mencari surat kabar keinginan saya ke tempat jualan temannya yang berada di seberang jalan. Tempo waktu yang agak lama disebabkan dia agak kesulitan untuk menyeberangi jalan karena lalu-lintas sedang macet dan dipenuhi barisan truk. Seandainya saya tidak berhenti terlebih dahulu mungkin saya akan tepat tiba di tempat kejadian saat kejadian nahas itu terjadi. Wallahualam.
Korban yang saya lihat tertelungkup di bawah chasis truk container tampak utuh, hanya terdapat genangan darah di sekitar perutnya. Helm yang dikenakan di kepala juga masih terpasang di kepalanya. Saya tidak dapat memastikan jenis kelaminnya. Namun sekilas kondisi korban,  terlihat bahwa korban yang tewas itu seperti seorang pekerja sebagaimana diri saya, yang saat itu hendak pulang ke rumah setelah bekerja. Ransel hitam tampak tergeletak di dekatnya. Saya tidak melihat jenis motor yang dinaiki oleh korban. Sebuah pemandangan yang mengerikan serta memilukan. Para pengendara motor lainnya hanya dapat menoleh atau melongok sesaat melihat rekannya sesame pekerja telah tewas dilindas truk, tiga puluh menit menjelang bedhug adzan Mghrib tanda buka puasa berkumandang.
Yang menjadi keheranan saya, ditempat yang sama, hampir sebulan yang lalu juga terjadi kecelakaan yang sama. Kendaraan yang melindas juga sebuah truk container. Entah bagaimana menghubungkan peristiwa maut tersebut dengan lokasi tersebut, yang sebetulnya merupakan sebuah turunan dari kedua sisi serta di tengah-tengahnya merupakan jalan masuk utama ke dalam sebuah perumahan menengah. Dalam situasi sehari-hari, lokasi jalanan menurun dan sempit di tempat kejadian memang sangat padat, terutama oleh keluar-masuknya kendaraan roda dua dan roda empat dari dalam perumahan di tengah-tengah arus utama kendaraan berat dan sepeda motor yang mengalir ke jalan utama dari dua arah ruas jalan.
Hingga tulisan ini saya ketik, saya masih trauma dengan kejadian petang tadi. Saya tidak dapat melakukan tindakan apapun untuk menolong korban tersebut. Ambulance belum tiba di tempat kejadian. Polisi juga belum terlihat. Sedangkan jasad korban juga belum ditutup kain. Beberapa orang yang terlihat sibuk di sekitar truk hanya melihat-lihat kondisi sekitar truk tanpa berani menyentuh jasad korban.
Tujuh kilometer, atau hampir setengah jam perjalanan menuju ke rumah harus saya tempuh lagi setelah melewati tempat kecelakaan. Dalam perjalanan saya hanya termenung membayangkan peristiwa itu. Saya mengayuh sepeda dalam suasana jalan yang mulai sepi serta langit yang agak gelap karena mendung.
Akhirnya jalur maut yang setiap hari saya lalui ini kembali meminta korban untuk yang kesekian kalinya. Mungkin si korban saat ini sedang ditunggu-tunggu oleh keluarganya untuk berbuka puasa di rumah. Namun suratan takdir berkata lain, dia harus kehilangan nyawanya dalam perjalanan pulang ke rumah, menjelang adzan Maghrib. Semoga ini kejadian yang terakhir…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar