Rabu, 21 November 2012

Sejarah Band Paramore

 


Paramore, band dengan genre musik alternative-rock ini terbentuk pada tahun 2004, mereka berkumpul jadi satu pada saat berada di franklin, tennessee USA. Pada saat itu Hayley William sang vokalis cewek pindah ke kota dan bertemu kakak adik bersaudara Josh Farro (Gitaris) dan Zac Farro (Drummer). Awal rencananya hanya bertiga akan tetapi kemudian mendapatkan personil baru yaitu Jason Bynum (Gitar-Rhythm) dan Jeremy Davis (Bass). Dari situ mereka berlima menjadi antusias untuk bermain musik dan membentuk group band yang diberi nama paramore.


Spoiler for paramore:


Kombinasi musik yang dibawakan kakak beradik Josh Farro dan Zac Farro membawa energi positif dalam bermain musik yang banyak menarik perhatian masyarakat sekitar florida. Sekaligus disana mereka memulai debut pertama mereka di tahun 2005 dengan album “All We Know is Falling”. Setelah penyelesaian rekaman, mereka memulai tur jalanan yang pada saat itu bareng dengan band-band seperti simple plan dan story of the year. Tak lama kemudian, akhir tahun 2005, Bynum sang gitaris digantikan oleh William “Hunter” Lamb.

Di tahun 2006 mereka tidak membuat album, hanya tur ke kota-kota sekitar sekaligus menyiapkan album kedua mereka. Awal tahun 2007, tepatnya sekitar bulan maret, sang gitaris dengan sebutan “Hunter” yang menggantikan Bynum, William Lamb harus keluar dari band ini dikarenakan menikah. Dengan tersisa empat personil beserta dukungan yang antusias dari fans mereka, Paramore tetap melanjutkan bermusik, alhasil pada bulan juni 2007, album kedua mereka telah berhasil dirilis dengan judul “Riot!”., dengan lagu hit single mereka berjudul “Misery Business”. Disusul lagu andalan “Born For This” dan juga “Crushcrushcrush” yang bener-bener rame.

Dan kini Paramore mulai menggarap album ketiganya, “Ini waktunya kita pulang dan memainkan beberapa musik di rumah,” ujar sang vokalis Hayley Williams.

Hayley mengaku ingin secepatnya kembali ke kampung halaman untuk mulai mengabadikan karya mereka. Para personel Paramore mulai mengumpulkan materi albumnya selama menjalankan tur.

Walaupun tak sabar, Hayley mengaku tak mau buru-buru. Mereka menginginkan karya yang lugas dan murni tanpa keterpaksaan.

“Kami jelas tak akan buru-buru menggarap sesuatu atau memaksa lagu tersebut keluar secepatnya,” jelas Hayley.

Band asuhan dari label rekaman Fueled by Ramen (yang juga mengasuh Fall Out Boy dan Panic! at the Disco) ini mengetahui hal terakhir terpenting dari emo adalah emosi itu sendiri maka Hayley memainkan kericuhan emosi pada penonton dengan berfokus pada energi dan membawanya keluar.

Hayley secara umum menghindari baik gambaran kekerasan yang sering dikaitkan dengan provokasi musik rock ‘n’ roll dan gambaran seksual yang sering dikaitkan dengan musik pop. Mungkin berhubungan dengan hal lainnya juga, ia, adalah juga pemusik rock Kristiani; terlihat dari tulisan ucapan terima kasih pada album Paramore baru-baru ini, “Riot!” (Fueled by Ramen/Atlantic), setiap anggotanya berterima kasih kepada Yesus terlebih dahulu. Dan selagi Hayley menghindari lirik-lirik evangelikal yang terlalu berlebihan, kebanyakan dari lagu-lagu cinta band ini (seperti “Miracle!” dan “Hallelujah”) juga terdengar seperti narasi perubahan pada iman.

Dalam sebuah postingan di blog band-nya, Hayley mengekspresikan imannya dalam sebuah postingan diskusi mengenai lirik lagu “Misery Business,” yang mengucapkan, “God, does it feel so good.” Ia menjelaskan bahwa ketika ia mengarang lirik tersebut, ia menaruh kata Tuhan sebagai kata biasa saja, tetapi kemudian perspektif dia berbeda. “Saya mungkin telah membuat sebagian dari Anda percaya bahwa saya mengungkapkan Juruselamat saya dengan sekedar lewat saja. Dan saya tidak,” tulisnya, lalu menambahkan, “ketika saya menyanyikan bagian lirik tersebut, saya mengatakan kepada Tuhan bahwa itu terasa sangat baik dan nyaman bagi saya untuk berdiri sendiri dan mengalami kemenangan setelah mengalami bulan-bulan panjang merasakan kekecewaan dan terluka.”

Paramore memang menyatakan iman mereka dengan cara yang bold dan tidak malu-malu tanpa berusaha untuk mengkhotbahi. Seperti dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stone, ketika ditanyakan sebagai orang Kristiani yang setia, bagaimana mereka menghubungkan iman mereka dengan musik mereka, Hayley menjawab, “Saya mencoba untuk berbicara mengenai perjuangan dan ketidak-sempurnaan dan bahkan mempertanyakan iman Anda sewaktu-waktu. Itu adalah orang lain yang memaksakan iman mereka di mulut orang lain hingga menciptakan stigma melawan artis dengan latar belakang relijius.”

Paramore juga bekerjasama dengan organisasi non-profit yang banyak menolong anak muda dari keputus-asaan atau keinginan bunuh diri di AS, To Write Love On Her Arms, yang juga sebenarnya adalah organisasi non-profit bernilaikan kekristenan. Dikarenakan keterlibatan mereka dengan organisasi tersebut, reporter Absolute Punk mengungkapkan bahwa banyak orang menganggap mereka adalah band Kristiani, atau setidaknya sangat dipengaruhi oleh agama. Apakah benar mereka begitu?

Hayley: Kami sebenarnya adalah ateis. (tertawa) Tidak, kami pribadi masing-masing percaya kepada Yesus Kristus.
Josh: Kami Kristiani, tetapi kami bukan band Kristiani. Kami hanya seperti orang lain, you know? Kami memiliki iman kami sendiri.

Sebelum terkenal luas di dunia musik sekuler hingga mendapatkan nominasi Grammy Award di tahun 2008 kemarin, Paramore yang memiliki skill musikalitas patut diacungi jempol ini memang merangkak dari lingkup musik CCM (Christian Contemporary Music, red). Musik mereka memang sangat segar dan relevan bagi anak muda sekarang. Sangat menyenangkan untuk mengetahui bahwa pernyataan iman dan gaya hidup mereka tidaklah berubah di tengah puncak popularitas mereka.

Trivia about Paramore:
• Hayley, rocker perempuan yang memiliki scream yang cadas ini kelahiran tahun 1988. Dan yang termuda adalah Zac Farro yang kelahiran tahun 1990.
• Masa sekolah mereka tidak seperti bersekolah kebanyakan, tetapi homeschooling.
• Lagu Decode karya Paramore menjadi soundtrack untuk film remaja Twilight yang booming besar.
• Discography: All We Know Is Falling (2005), Riot! (2007).


Minggu, 18 November 2012

Menjelang Maghrib, Kecelakaan Maut di Cileungsi

REP | 01 August 2012 | 22:04 Dibaca: 2281   Komentar: 12   2 aktual Sebuah kejadian nahas telah menimpa seorang pengendara sepeda motor. Saya melihat peristiwa kecelakaan yang menewaskan seorang pengendara sepeda motor tersebut ketika sedang melintasi lokasi kejadian, pada kurang lebih pukul 17.30. Lokasi kejadian terletak di pertigaan, depan pintu masuk sebuah perumahan menengah, dua kilometer dari perempatan Cileungsi. Seingat saya kejadian yang sama juga terjadi hampir sebulan yang lalu, yang kebetulan juga sama-sama melibatkan sebuah truk container. Bedanya saat kejadian sebelumnya truk container berukuran panjang 40 feet, sedangkan kejadian petang tadi truk membawa container berukuran 20 feet.
Sebelum melintas di lokasi kecelakaan maut itu, saya sempat berhenti untuk membeli surat kabar di perempatan Cileungsi. Waktu yang saya habiskan untuk membeli surat kabar kira-kira 10 menit, karena saya harus menunggu si penjual mencari surat kabar keinginan saya ke tempat jualan temannya yang berada di seberang jalan. Tempo waktu yang agak lama disebabkan dia agak kesulitan untuk menyeberangi jalan karena lalu-lintas sedang macet dan dipenuhi barisan truk. Seandainya saya tidak berhenti terlebih dahulu mungkin saya akan tepat tiba di tempat kejadian saat kejadian nahas itu terjadi. Wallahualam.
Korban yang saya lihat tertelungkup di bawah chasis truk container tampak utuh, hanya terdapat genangan darah di sekitar perutnya. Helm yang dikenakan di kepala juga masih terpasang di kepalanya. Saya tidak dapat memastikan jenis kelaminnya. Namun sekilas kondisi korban,  terlihat bahwa korban yang tewas itu seperti seorang pekerja sebagaimana diri saya, yang saat itu hendak pulang ke rumah setelah bekerja. Ransel hitam tampak tergeletak di dekatnya. Saya tidak melihat jenis motor yang dinaiki oleh korban. Sebuah pemandangan yang mengerikan serta memilukan. Para pengendara motor lainnya hanya dapat menoleh atau melongok sesaat melihat rekannya sesame pekerja telah tewas dilindas truk, tiga puluh menit menjelang bedhug adzan Mghrib tanda buka puasa berkumandang.
Yang menjadi keheranan saya, ditempat yang sama, hampir sebulan yang lalu juga terjadi kecelakaan yang sama. Kendaraan yang melindas juga sebuah truk container. Entah bagaimana menghubungkan peristiwa maut tersebut dengan lokasi tersebut, yang sebetulnya merupakan sebuah turunan dari kedua sisi serta di tengah-tengahnya merupakan jalan masuk utama ke dalam sebuah perumahan menengah. Dalam situasi sehari-hari, lokasi jalanan menurun dan sempit di tempat kejadian memang sangat padat, terutama oleh keluar-masuknya kendaraan roda dua dan roda empat dari dalam perumahan di tengah-tengah arus utama kendaraan berat dan sepeda motor yang mengalir ke jalan utama dari dua arah ruas jalan.
Hingga tulisan ini saya ketik, saya masih trauma dengan kejadian petang tadi. Saya tidak dapat melakukan tindakan apapun untuk menolong korban tersebut. Ambulance belum tiba di tempat kejadian. Polisi juga belum terlihat. Sedangkan jasad korban juga belum ditutup kain. Beberapa orang yang terlihat sibuk di sekitar truk hanya melihat-lihat kondisi sekitar truk tanpa berani menyentuh jasad korban.
Tujuh kilometer, atau hampir setengah jam perjalanan menuju ke rumah harus saya tempuh lagi setelah melewati tempat kecelakaan. Dalam perjalanan saya hanya termenung membayangkan peristiwa itu. Saya mengayuh sepeda dalam suasana jalan yang mulai sepi serta langit yang agak gelap karena mendung.
Akhirnya jalur maut yang setiap hari saya lalui ini kembali meminta korban untuk yang kesekian kalinya. Mungkin si korban saat ini sedang ditunggu-tunggu oleh keluarganya untuk berbuka puasa di rumah. Namun suratan takdir berkata lain, dia harus kehilangan nyawanya dalam perjalanan pulang ke rumah, menjelang adzan Maghrib. Semoga ini kejadian yang terakhir…..

Minggu, 04 November 2012

Kecelakaan di Baturaden, Bus Lepas Kendali Saat Melaju di Turunan

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda
Jakarta - Lima orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah. Bus Raharja yang ditumpangi oleh mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini lepas kendali saat melewati jalananan turunan.

"Bus dari Baturaden dan lepas kendali saat jalan menurun," ujar Kasatlantas Polres Banyumas, AKP Chalid Mawardi saat dihubungi detikcom, Minggu (4/11/2012).

Bus Raharja bernopol AB 2586 yang lepas kendali itu kemudian menabrak sebuah mobil Isuzu Panther bernopol R 8569 SB. Mobil Panther yang juga tertabrak itu kemudian berubah arah dan menabrak motor Yamaha Mio dengan nopol R 4986 JA yang berada di dekatnya.

"Bus yang juga membanting kanan, juga menabrak sebuah motor merk Mio dan akhirnya bus masuk ke pekarangan rumah orang," lanjut Chalid.

Lima orang tewas dalam peristiwa naas ini. Dua korban berasal dari mahasiswa Undip. "Termasuk sopir bus, pengendara Mio dan orang yang diboncengnya," terangnya.

Bus Raharja itu sedang mengangkut rombongan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Muslim Indonesia dan lepas kendali di KM 9, tepatnya di Desa Rempoah. Bus tersebut oleng ke kiri hingga menabrak tembok warung.

(fiq/mok)
Memilikinmu adalah Hal terindah dalam hidupku :*
Erwin Julio itu sesuatu :*